Wednesday, May 9, 2007

CATATAN PERJALANAN

Refleksi 27 Tahun

( AzSya)

“ Ya Allah berilah aku hidayah sebagaimana orang yang pernah Engkau berikan.Selamatkalah aku ( dari penyakit dan malapetaka ) sebagaimana orang yang pernah engkau selamatkan.Lindungilah aku sebagaimana orang yang pernah Engkau lindungi. Limpahkanlah berkah atas karunia rezekiMu kepadaku.Jauhkanlah dariku keburukan sebagai ketetapan qhada ( takdir )Mu. Sesungguhnya Engkaulah yang menentukan keputusan dan tiada yang menentukan sesuatu terhadapMu.Tidak akan rendah hina orang yang Engkau lindungi dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau Rabbi dan Maha TInggi dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada nabi Muhammad Saw.” ( H.R.Tirmidzi )

Doa ini menjadi doa pamungkas selepas mengakhiri sholat malamku. Menurut Tirmidzi hadist ini hasan ( baik) dan tidak diketahui qunut dari Nabi Saw yang lebih baik daripada qunut ini.Ya doa ini mengingatkanku akan malam-malam itikaf yang senantiasa melantunkan doa ini dalam setiap witir yang ditegakkan.

Dalam kesendirianku, aku bertanya pada diriku sendiri. Tentang arti 27 tahun. Suatu kisaran waktu yang sangat panjang.Lebih dari seperempat abad. Allahumma inni as aluka taubatan nasuha……

27 tahun adalah kenyataan waktu bahwa aku telah menghuni kefanaan ini sekitar 324 bulan, 9855 hari, 236520 jam, 14.191.200 menit, dan 851.472.000 detik.Serta hasil yang terlalu besar untuk ditampilkan dalam nano second dan satuan waktu yang lebih kecil lainnya. Astagfirullah. Ratusan juta detik telah terlewati……

Lidah ini menjadi sangat kelu, akal ini sejenak terasa beku, air mata ini bagai bah yang tak terbendung.Ratusan juta detik telah dilalui, akankah sanggup kupertanggung jawabkan??

Mungkin aku tidak terlalu khawatir akan kesendirianku ( yang sebagian orang tampaknya jauh lebih mengkhawatirkanku. Jauh lebih panik dariku. Mulai dari doa yang sangat baik, semoga mendapat pasangan hidup yang sholeh hingga doa yang cukup ekstrim…kapan kawin? Ntar jadi perawan tua loh teh…=) ups. Ini bukan doakan???).Tentang hal ini aku hanya bisa berkata….jazakumullah khoir sahabat2ku atas doanya, amin.Namun sahabat,…marilah kita bersabar dan bersyukur.Bersabarlah, karena ini ketsiqohanku pada Rabbku. Jodoh, rezeki, hidup dan mati ini ada yang mengaturnya. Jangan terlalu khawatir, Allah akan memberikan setiap takdirNya pada saat yang tepat, waktu yang terbaik. Jika ini adalah luka maka ini adalah luka personal, bukan luka da’wah.Ada banyak hal lain yang harus kita pikirkan. Meski kita tetap berikhtiar dan berdoa. Tapi ini bukan luka untukku, karena saat terpatri tuk menjadi kader da’wahNya, saat itu pula kuserahkan diriku padaNya.Ia yang paling berhak atasku. Akan dibawa kemana diriku, melewati perjalanan seberat apapun semoga aku dapat senantiasa menjadi hamba yang berserah diri dan ikhlas ( meski ini adalah hal yang selalu harus diperjuangkan ).Pernikahan bukan satu-satunya jalan untuk mendapatkan kebahagiaan dijalanNya.La tahzan.Aku bersabar karena tekad, bukan karena kerelaan.

Bersyukurlah, karena ini adalah kesempatan beramal yang diberikan Rabbku padaku. Saat kesendirianku adalah kebersamaanku bersama ikhwati fillah dalam setiap perjalanan da’wah kita. Saat waktu-waktuku masih sangat luang untuk ash shaffku, untuk ITSARku, dan untuk ROHANI tersayangku. Serta serangkaian amal lainnya yang mungkin akan sulit dilakukan jika kondisi ini berbeda. Sungguh tak terhingga syukurku saat masih dapat menyertai perjuangan ikhwati fillah. Berjihad bersama, berfastabiqul khoirat. Maka adakah pilihan yang terbaik selain menjadi hamba yang bersabar dan bersyukur? Semoga kedepan kita dapat lebih bijak memandang hal ini. Yup, ketsiqohanku pada Rabbku tentang hal ini cukup menjadi penenang terbaikku.

Namun yang menjadi kekhawatiranku, ketakutanku dan kegelisahanku adalah detik-detik yang telah kulewati selama 27 tahun ini. Apa saja yang telah kuperbuat bagi dien ini? 851.472.000 detik telah kulalui…..Rabbana ampuni hamba……Slide-slide telah diputar ulang, menyisakan setampuk penyesalan dan selaksa azzam.

Ya Rabb, usiaku kian berkurang, hari-hari perjumpaanku denganMu kian mendekat. Akankah Kau rindu padaku ??? Akankah kuraih tatapan CintaMu ??? Allahumma inni as aluka taubatan nasuha……

Waktu tak akan kembali.Kelak tiap detik akan meminta pertanggungjawaban. Menyisakan tangisan penyesalan yang teramat panjang, kala detik menjatuhkan kita dalam kobaran panasnya api Jahanam.Naudzubillah….

Dan aku….

Entah berapa detik yang tersia

Entah berapa detik yang dihabiskan dalam kemaksiatan

Entah berapa detik tenggelam dalam kubangan dosa

Entah berapa sisa detik dalam keimanan

Dan entah dari sedikit detik dalam iman itu yang diliputi selaksa keikhlasan

Astagfirullah…..jumlah yang sangat sedikit….

Rabbana….ampuni hamba

Sahabat, rangkaian waktu yang begitu panjang. Yang selalu membuatku iri padamu, dengan selaksa hamasah dan pemahamanmu di usiamu yang masih begitu belia. Sungguh, 851.472.000 detik inilah yang membuatku sangat cemas dan takut. Aku takut belum menjadi hamba yang benar.Yang berada dalam keimanan yang benar, yang mempelajari ilmu yang benar.

27 tahun…Sedikit yang aku buat bagi Dien ini, sedikit yang aku beri untuk perjualan terbaik dengan Rabbku. Banyak tak terhingga dosaku, luas tak terkira lalaiku…..

Dan aku tersungkur dihadapanMu

Memohon sisa usia ini penuh berkah. Memohon hidayahMu tuk luruskan pemahamanku. Memohon kian besar mahhabahku padaMu.Berharap keistiqomahan dijalanMu, memohon cintakan KalamMu, mengharap pemahaman kan al-qur’an menghujam dalam hatiku….

Semoga menjadi malam-malam pertaubatanku, kala ku tersungku dihadapanMu dan berdoa…..

ala

Ampuni hamba ya Rabb…..ampunilah hambaMu yang hina ini.

Jika ini detik terakhirku

Jika tahun ini sisa usiaku

Jika ini kesempatan terakhir yang Kau berikan padaku

Ijinkan hamba ya Rabb

Berjual beli yang terbaik denganMu

Ijinkan hamba ya Rabb

Tuk kuatkan dan wujudkan keinginan syahid dijalanMu

Seperti Nusaibah, seperti Khalid bin Walid, seperti Asma binti Abu Bakar

Ijinkan hamba ya Rabb

Menjadi amanah terindah bagi saudara-saudara dan orang-orang yang hamba cintai

Ampunilah dosa-dosa hamba pada mereka, sampaikanlah permohonan maaf hamba pada mereka…

Dan ijinkan hamba

Tuk selalu mengais RahmanMu, menghiba RahimMu dan ro’ja kan GhoffurMu

Robbana…

Kian dekat waktuku untuk pulang

Jangan biarkan hamba pulang dengan tangan hampa

Meski kerinduanku padaMu dan RasulMu kian menyesakkan dada

Ampuni hamba……..

Hidupkanlah hamba dalam kemuliaan DienMu

Dan matikanlah hamba dalam syahid dan khusnul khotimah dijalanMu

Amin….

NB : Sebuah refleksi perjalanan

Semoga menjadi perenungan bagi kita semua

Tuk kuatkan azimah kita untuk menjadikan setiap detik adalah detik terbaik

kita. Wallahu’alam bishawab

Jika ada satu doa yang ingin kupinta, maka doa itu adalah…saudaraku ingatlah

aku dalam doamu dan doakan aku senantiasa istiqomah dijalanNya

Jazakumullah khoir untuk menjadi kado terindah yang diberikan Allah padaku

dalam setiap kebersamaan kita