Ruang Jiwa
Hampa
Sepi dan sendirian
Tanpa penghuni yang nyata
Gelap bertirai bisikan dan tawa yang menakutkan
Mengelitik, mencekik meski kerap begitu menarik
Berlari dalam kegelapan
Setiap jiwa selalu meradang di sisi ini
Muncul dalam ragam nafsu yang membabi buta
Memporak porandakan kesadaran
Menginjak-injak keimanan
Menertawakan kebodohan
Saat mempertaruhkan harga mahal sebuah kekekalan
Kalian tidak akan pernah MENANG
TAK KAN KUBIARKAN MENANG
Meski harus berdarah-darah melawanmu
Sekeping hati ini takkan kubiarkan menjadi milikmu
SUDAH TERJUAL
Hati ini, jiwa ini, raga ini
Sudah terjual habis
Dengan sebuah perniagaan yang luar biasa
Dengan sebuah janji yang pasti benar
Meski hati ini tercompang camping
Robek bahkan terluka
Takkan kubiarkan ruang ini dikuasai olehmu
Kegelapan ini bukan untukku
Maka sampai kapanpun
Perang ini takkan pernah usai
Hingga saat pengadilan di gelar
Dan perhitungan di mulai
Fujuroha wa taqwaha
Pertempuran tanpa akhir
Namun ruang jiwa
Teruslah mutmainah…
Azsya
Yang merindu satu hati yang mutmainah. Yang berharap pada Rabb-nya, satu sisi gelap yang pekat diruang jiwanya berubah menjadi satu ruang terang penuh cahayaNya.
posted by media-itsar @ 20:55:00, No comment,
No comments:
Post a Comment